Oud Bank Mysterie

22 April yang lalu saya dan Reza berkunjung ke Museum Bank Mandiri untuk mengikuti kegiatan Museum Ceria. Setelah sukses dengan kegiatan Pemburu Naga (baca cerita Berburu Naga) , untuk kedua kalinya Museum Ceria mengadakan family weekend dengan judul Oud Bank Mysterie.

Hari itu kami berdua berangkat cukup awal dari rumah, mengingat museum Bank Mandiri di kota tua lumayan jauhnya dari rumah. Apalagi hari Minggu kami melewati jalan Sudirman dan Thamrin yang cukup padat dengan masyarakat yang berolahraga walau bukan car free day. Memasuki area Harmoni, kami cukup bisa memacu kecepatan sampai masuk ke jalan Hayam Wuruk. Mendadak kondisi macet, sempat sama sekali tidak bergerak. Waduh ada apa ya, saya yang tidak familier dengan daerah itu cukup kawatir juga bakal stuck dan tidak bisa cari jalan alternative. Pelan-pelan maju, barulah terlihat penyebab macetnya: ada kegiatan perayaan hari Waisak. Warga berbondong-bondong turun kejalan, membawa sembako yang akan dibagikan, menyisakan hanya satu jalur untuk lewat kendaraan. Syukurlah semakin mendekat ke tujuan lalulintas lancar kembali, dan kami sampai tepat jam 9, waktunya berkumpul sebelum kegiatan dimulai.

Setelah registrasi, kami mendapat amplop coklat berisi surat dan contoh dokumen, dan setelah pembukaan kami langsung diberi petunjuk pertama: mencari  cek dari bank dan nomor cek tertentu. Hmmm untung saja dulu Mamanya kerja di bank, jadi nggak sulit untuk mencari cek yang dimaksud. Apalagi lokasi lemari kaca tempat cek dan deposito jaman doeloe dipajang ada diruang utama lantai dasar. Jadi kami tidak menghabiskan banyak waktu mencarinya.

Setelah mengisi jawabannya, kartu petunjuk pertama dikembalikan kepada panitia untuk mendapatkan kartu petunjuk kedua. Soal yang kedua ini cukup sulit mencari jawabannya karena harus teliti mencari. Kami diminta mencari berapa jumlah modal perusahaan yang namanya diawali dengan E, didirikan di Surabaya tanggal tertentu. Tentu saja saya tahu harus mencari surat modal, bukan deposito, bukan pula surat hutang. Tapi kami harus mencari di area koridor. Sedangkan koridor  museum Bank Mandiri itu luuuuwaaass sekali pemirsa, cukup bikin kami ngos-ngosan mengitarinya. Setelah bertemu, dan bisa mengisi ketiga soal pada petunjuk kedua, kami mendapat petunjuk ke tiga.

Petunjuk ketiga cukup mudah, dan kami langsung tahu harus kelantai basement untuk mendapatkan koin emas yang dimaksud. Walau dibeberapa tempat agak suram, namun karena kokohnya gedung museum tersebut kami tidak terlalu takut untuk memasukinya. Besar sekali tempat safe deposit jaman doeloe itu, Reza kagum melihat tebalnya pintu besinya. Setelah berhasil menemukan koin emas (yang isinya coklat, hehe) kami mendapat petunjuk berikutnya, yang dicetak terbalik sehingga harus dibaca didepan cermin! Unik sekali petunjuknya, dan kami diharuskan mencari ruangan Numismatik dengan keyword: gulden.

Nah mencari ruangan ini yang bikin pusing tujuh keliling, karena ketika ditanya kepada seorang panitia, mbak itu salah memberi petunjuk, katanya ruangan Numismatik ada dilantai dasar. Setelah putar-putar dan tidak ketemu, kami bertanya lagi pada panitia lainnya, dan baru tahu harus naik tangga dulu. Setelah naik tangga, melewati lantai tertutup yang cukup bikin merinding, kami sampai dilantai yang dimaksud, dan ya ampuuun ruangannya ada diujung gedung, kami harus berjalan mengitari koridor yang luwaasss itu lagi. Akibatnya setelah mendapat jawaban terakhir dan mendapat kupon tanda sudah selesaikan semua tugas, kami dengan terseok-seok kembali ke ruangan tempat berkumpul.

Disini para orangtua mendapat snack, dan anak-anak mendapat cupcake dan juga susu, hehe sehat sekali. Selesai penarikan doorprize, kami sempat melihat kaca patri didinding paling depan gedung museum ini, indah sekali, saking besarnya saya hanya bisa memotret ¾  dari keseluruhan lebarnya. Menurut keterangan yang saya pernah baca tentang museum ini, kaca patri tersebut menggambarkan keempat musim dinegara subtropis. Selesai memotret kaca patri, kamipun meninggalkan gedung yang masih kokoh tersebut, sambil berpikir hmmm sayang ya, masih begitu kuat, dan cukup sehat kondisi didalamnya, kenapa ya tidak difungsikan gedung tua ini selain jadi museum. Tapi lalu mikir lagi, mau difungsikan jadi gedung apa dong? Akhirnya bingung sendiri memikirkannya… 🙂

Note: link post ini juga ditampilkan di blog Museum Ceria sebagai bagian Testimonial peserta event family weekend yang mereka selenggarakan. Lihat di: http://museumceria.blogspot.com/ 😉

Leave a comment